Skip to main content

Secuil Cerita dari Tanah Borneo di Pinggir Sungai Mahakam

Saya kembali ke tempatnya berdekatan seperti 4 tahun lalu. Mei  2010 saya ikut project geolistrik di Desa Sanggulan, Kecamatan sebulu. Saat itu pertama kalinya saya menginjakan kaki di tanah Borneo, Project yang selanjutnya menjadi tugas akhir yang mengantarkan saya menjadi seorang sarjana.

Sekarang saya berada tidak jauh dari tempat itu, bedanya kali ini saya berada di belahan sungai mahakam yang berbeda. Suasana tenang, sunyi, jauh dari hiruk pikuk kehidupan, macetnya bandung jakarta, jauh dari kepenatan pekerjaan, walau disini benar-benar mengejar target.

Alhamdulillah pekerjaan saya berjalan lancar hanya dengan 3 hari saja, tapi butuh 2 minggu untuk memutar otak agar cepat selesai. Saya menikmati berada di tempat ini, saya selalu berusaha nyaman di segala tempat, dan suasana. mungkin itu satu-satunya cara agar mempermudah pekerjaan saya. Saya selalu berusaha beradaptasi sebaik mungkin dengan lingkungan yang benar-baru.

Besok saya pulang, perjalanan jauh dari Sebulu - Samarinda - Balikpapan - Penajam - Tanjung - Rantau - Binuang, lalu selanjutnya pulang ke tanah jawa melalui banjarmasin.

Jika sedang jauh dari rumah, selalu terngiang penantian hidup, kelanjutan hidup selanjutnya. Ingin sesegera mungkin mengakhiri masa-masa ini. Cahaya itu selalu datang dan pergi namun tiba-tiba redup, masih mencari cahaya yang akan terang sampai akhir hayat. Bahkan sampai kehidupan setelahnya. Semoga saat saya pulang nanti saya benar-benar menemukan cahaya itu.

Bicara ngalor ngidul, yang pasti saya menikmati pekerjaan saya, saat akuisisi data echosounder menggunakan perahu sewaan. Yup .. it's just another holiday ..

bahagia dirimu, ceria hidupku.
begitu kudoakan kelak.


Oktober 2014

Desa Segihan, Kecamatan Sebulu, Kalimantan Timur

Saya suka senja, saat mentari mulai terbenam, saat kita pulang ke basecamp setelah seharian bekerja dibawah terik matahari, saat kita akan beristirahat pada malam harinya :)

Comments

Popular posts from this blog

PENGAMEN JALANAN - ADZAN TELAH BERKUMANDANG

*** Ternyata begitu berat Jalankan sgala printah-Mu Begitu banyak rintangan Tuk menghadapkan wajah ke hadirat-Mu Tuhan Indahnya, dunia ini Membuat aku terlena Bekerja terus bekerja Tak kenal waktu dan tak kenal lelah Gema adzan subuh, aku lelap tertidur Gema adzan dhuhur, aku sibuk bekerja Gema adzan ashar, aku geluti dunia Tuhan, pantaskah sorga untukku Gema adzan maghrib, aku di perjalanan Gema adzan isya’, lelah tubuhku Tuhan Tak pernah lagi kubaca firman-Mu Tak ada waktu buat sujud kepada-Mu Begitu besar kasih dan sayang-Mu Begitu banyak limpahan karuniamu Aku yang sombong dan aku yang lalai Tuhan, pantaskah sorga untukku Petikan lirik dari salah satu lagu pengamen jalanan, pertama kali denger di bis kota saat ngantor di ibukota, saat bulan ramadhan. begitu menyayat hati, begitu menyentuh hati.. Mari kita renungkan, mari kita introspeksi diri, dari keseharian sibuknya kita kerja, sempatkah kita untuk beribadah kepada-Nya ? Terima kasih pengamen jalanan itu mengingatkan kita semua, ...

Eksplorasi Emas Sumbawa

15 Juni 2015 Setelah pemanasan metode-metode geofisika di acaranya angkatan 2011, saya bertolak ke sumbawa. Perjalanan dimulai dari CGK - LOP dengan pesawat udara selama 1 jam 40 menit, dilanjutkan dengan pesawat ATR menuju pulau sumbawa selama 30 menit. Malamnya saya menginap di mess PAMA Sumbawa. Bandara International Lombok Hanya bisa menatap Gili dari udara :( 16 Juni 2015 Pukul 9 pagi kami sudah bertolak ke Desa Lebangkar, menggunakan Mobil Double gardan, sebelumnya kami mampir ke pasar untuk membeli sebagian logistik yg akan kami bawa ke lokasi. Perjalanan kesana kami ditemani oleh 2 orang TNI yang kebetulan akan berangkat untuk berjaga-jaga di lokasi Camp Eksplorasi, Namanya bapak Ainul Yakin, asli sumbawa dengan istrinya seorang muallaf berasal dari kota medan, yang kedua adalah bapak Daud, beliau asli NTT.  Membutuhkan 5 jam perjalanan untuk sampai ke Desa Lebangkar, jalanan yang jelek membuat perjalanan begitu lama. Savana!! dengan kuda y...

Jogja, di bahumu aku bersandar

 Setelah sekian lama, aku mulai menulis lagi.  iya, akhirnya aku kembali ke kota ini. Jogjakarta, tempat dimana aku mencoba menghindar dan tidak akan kembali kesini lagi, namun.. takdir membawaku kembali kesini, memulai cerita akhir perjalanan kisah hidup yang akan aku jalani sampai dengan akhir hayat. Kota yang tiap sudutnya terdapat cerita dan kenangan. Maka dengan itu saya coba menghindar untuk kembali lagi kesini. kota yang setiap rintik hujan selalu mengingatkan tentang seseorang. tapi itu dulu,  tidak perlu waktu lama kisah ini dibuat, tidak butuh waktu lama untuk memastikan perjalanan yang lanjut ke jenjang yang lebih tinggi. sekarang aku kembali kesini dengan secercah cerita, buku kosong yang akan aku tulis bersamanya. iya, dia yang selalu ada diujung kamera ku, masuk kedalam video yang entah kenapa sekarang dia ada dan nyata, akan menemaniku, menemani perjalanan ini selanjutnya. Bismillah, semoga semuanya berjalan dengan lancar,  dan semua berjalan sesuai d...